Kamis, 21 April 2016

Hati-hati Dengan Lembaga DLUHA Jogja!

Tata Cara dan Niat Sholat Dhuha serta Keutamaannya

SHOLAT DHUHA
Pengertian Shalat Dhuha 
Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang masuk waktu zhuhur. Afdhalnya dilakukan pada pagi hari disaat matahari sedang naik ( kira-kira jam 9.00 ). Shalat Dhuha lebih dikenal dengan shalat sunah untuk memohon rizki dari Allah, berdasarkan hadits Nabi : ” Allah berfirman : “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang ( Shalat Dhuha ) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya “ (HR.Hakim dan Thabrani).

Hadits Rasulullah SAW terkait Shalat Dhuha

  • Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga” (H.R. Tirmiji dan Abu Majah)
  • “Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (H.R Tirmidzi)
  • “Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW shalat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat.” (HR Abu Daud)
  • “Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata,”Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang shalat dhuha‘. Beliau bersabda,?Shalat awwabin (duha‘) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari).” (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi)
  • “Rasulullah bersabda di dalam Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat shalat dhuha, karena dengan shalat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR Hakim & Thabrani)
  • “Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat shalatnya setelah shalat shubuh karena melakukan i’tikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat shalat dhuha disertai tidak berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan.” (HR Abu Daud)

Manfaat dan Makna Shalat Dhuha
Ada yang mengatakan bahwa shalat dhuha juga disebut shalat awwabin. Akan tetapi ada juga yang mengatakan bahwa keduanya berbeda karena shalat awwabin waktunya adalah antara maghrib dan isya.
Waktu shalat dhuha dimulai dari matahari yang mulai terangkat naik kira-kira sepenggelah dan berakhir hingga sedikit menjelang masuknya waktu zhuhur meskipun disunnahkan agar dilakukan ketika matahari agak tinggi dan panas agak terik. Adapun diantara keutamaan atau manfaat shalat dhuha ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud dan Ahmad dari Abu Dzar bahwa Rasulullah saw bersabda,”Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab setiap kali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh orang lain agar melakukan amal kebaikan adalah sedekah, melarang orang lain agar tidak melakukan keburukan adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu maka cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”
Juga apa yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Buraidah bahwa Rasulullah saw bersabda,”Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus dikeluarkan sedekahnya untuk tiap ruas tulang tersebut.” Para sahabat bertanya,”Siapakah yang mampu melaksanakan seperti itu, wahai Rasulullah saw?” Beliau saw menjawab,”Dahak yang ada di masjid, lalu pendam ke tanah dan membuang sesuatu gangguan dari tengah jalan, maka itu berarti sebuah sedekah. Akan tetapi jika tidak mampu melakukan itu semua, cukuplah engkau mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”
Didalam riwayat lain oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh berkata,”Nabi saw kekasihku telah memberikan tiga wasiat kepadaku, yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mengerjakan dua rakaat dhuha dan mengerjakan shalat witir terlebih dahulu sebelum tidur.”
Jumhur ulama mengatakan bahwa shalat dhuha adalah sunnah bahkan para ulama Maliki dan Syafi’i menyatakan bahwa ia adalah sunnah muakkadah berdasarkan hadits-hadits diatas. Dan dibolehkan bagi seseorang untuk tidak mengerjakannya.
Cara melaksanakan Shalat Dhuha :
Shalat Dhuha minimal dua rakaat dan maksimal duabelas rakaat, dilakukan secara Munfarid (tidak berjamaah), caranya sebagai berikut :
  • Niat shalat dhuha didalam hati berbarengan dengan Takbiratul ihram :
“Ushalli Sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.”
 Artinya :
“Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah ta’ala

  • Membaca doa Iftitah
  • Membaca surat al Fatihah
  • Membaca satu surat didalam Alquran. Afdholnya rakaat pertama membaca surat Asy-Syam  dan rakaat kedua surat Al Lail  
  • Ruku’ dan membaca tasbih tiga kali
  • I’tidal dan membaca bacaannya
  • Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
  • Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaanya
  • Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
  • Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali. Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh diatas.

Bacaan Doa Sholat Dhuha Lengkap Bahasa Arab – Bahasa Indonesia dan Artinya
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBADIKASH SHALIHIN.

Artinya: “Ya Alloh, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Alloh, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.
Hati-hati Dengan Lembaga DLUHA Jogja! laporkan ke care@dLuha.com

pelayanan DLUHA mengecewakan

mencoba memahami Ad’ Dhuha

dari pengalaman hamba ALLAH yang terus beritiar.

tulisan ini hanya sekelumit pikiran dari saya yang bukan lulusan pondok pesantren, bahkan judulnya pun mungkin salah. Berangkat dari analisa yang sederhana saja tentang kehidupan dan kebajikanya. Berikut sy kutipkan ceritera atau mungkin testimoni tentang manfaat dari orang yang telah melaksanakan sholat DhuhaMANFAAT SHALAT DHUHA
Kamis, 11 Juni 2009 @ 17:26 WIB – Diari

Baru 4 kali Shalat Dhuha, dan gw merasakan manfaat nya. shalat berguna untuk memohon agar rezeky dimudahkan kedatangannya.
Selama ini memang gw ga pernah salat2 sunnah gitu, setelah gw dapat sedikit pengarahan dari salah seorang teman kerja. gw mulai menjalankan nya.
Dan Subhannalah, setelah 4 hari gw menjalankannya, tiba2 ada yang menelfon dan meminta gw tuk datang interview. padahal dulu sulit sekali melamar pekerjaan. setelah gw ingat-ingat…
Memang 4bulan yang lalu (kira2 awal bln Januari 2009) aku mengirimkan surat lamaran via email ke suatu toko online yang membutuh kan operational sistem dan data entry. kupikir lamaran itu sudah tidak berlaku lagi.
Keesokkannya gw datang, dan ternyata tempat itu sudah membuka lowongan kembali. yaitu lowongan sebagai customer service. ya sudahlah walaupun gw bermaksud untuk melamar sebagai data entry sesuai iklan sebelumnya. aku mencobanya untuk lowongan yang baru itu.
Setelah interview 3 kali, 3 kalipula aku bolak-balik ketempat itu (depok-pancoran-(jaksel), gw diberitahu hasilnya kemarin. gw diterima. tetapi setelah diberi tahu rician pekerjaan nya seperti apa, sangat jauh dari skill gw.
gw harus melayani komplain dari semua client via telfon. sedangkan dulu gw pernah bekerja sebagai telemarketing, gw harus menawarkan buku anak2 via telfon. ketika gw berhadapan via telfon, gw mengalami kesulitan dalam menyampaikan pesan yang seharusnya gw sampaikan.
dan gw hanya bertahan 10 hari.
Pokoknya segala sesuatu pekerjaan yang setiap hari nya gw harus berjam-jam berkomunikasi via telfon gw kurang mampu.mugkin karena gw termasuk org yg agak pendiam.
Daripada gw mengecewakan mereka, lebih baik gw mundur. lebih baik gw mengetik data berjam-jam daripada harus berurusan dengan customer yang kecewa karena pelayanan jual-beli berkali-kali, berjam-jam, dan berlain2an wataknya via telfon. gw lebih bisa menghadapi komplain dari customer dengan cara face to face atau berhadapan langsung. karena kalau lewat telfon, karena customer tidak melihat mimik wajah kita. terkadang apa yang kita ucap disalah artikan.
Andai gw orang yang piawai dalam berbicara mungkin gw terima pekerjaan itu.
Semua sudah diatur oleh Nya, Jadi Gw Ga Sedih. mungkin pekerjaan itu Rezeky orang lain yang lebih pantas menerimanya.

1 hal yang gw pelajari, shalat dhuha itu benar ada manfaat nya.maka jangan sepelekan.walau itu bukan salat wajib.hendaknya sebelum beraktivitas sehari-hari kamu, kamu, dan kamu melakukan shalat dhuha terlebih dahulu.

Nah Ini Tata Carana :
Pelaksanaan salat Dhuha seperti salat-salat lainnya (ya ada ruku’ dan sujudnya, tidak kayak salat mayit yg tanpa ruku’ dan sujud). Demikian juga syarat dan rukunnya, sama dengan salat-salat lainnya.
Waktunya pagi hari. Sejak sekitar jam 8,00 pagi (atau kira-kira setelah matahari naik dari peraduannya setinggi tombak) sampai masuknya waktu Dhuhur. Jumlah rekaatnya minimal 2 dan paling banyak 8. Kalau ingin mengerjakan lebih dari 2, maka melakukannya tiap 2 rekaat salam.
Keutamaannya juga sama dengan salat-salat lain. Karena pada dasarnya ibadah apapun itu semakin teratur dilakukan maka semakin baik. Hanya saja, jika dibikin urutan, salat Dhuha itu masih di bawah beberapa salat sunat lainnya. Karena salat Dhuha termasuk jenis salat sunah yang “ghairu muakkad” (tidak begitu dianjurkan untuk dilakukan secara kontinyu). Maksudnya, jika Dhuha saja dilakukan secara teratur, maka salat sunat Rawatib (yang mengiringi salat-salat wajib 5 waktu, qabliyah dan ba’diyah) seyogyanya lebih teratur lagi (istiqamah). Karena Rawatib lebih utama dari Dhuha. Sebagaimana jika Rawatib bisa istiqamah, maka salat Witir harus lebih istiqaamah lagi (karena Witir lebih utama dari Rawaatib, bahkan Witir wajib hukumnya menurut madzhab Hanafiyah).
Adapun surat yang perlu dibaca (setelah al-Fatihah) tidak harus al-Syams dan surat al-Dhuha. Jadi, bila Anda belum hafal kedua surat tersebut, Anda boleh membaca surat lain. Kalaupun nanti Anda sudah hafal kedua surat tsb Anda tetap boleh membaca surat lain, karena kedua surat tsb hukumnya hanya sunah saja.
Tambahan. Seusai melakukan salat Dhuha, sebaiknya membaca doa berikut ini: Allaahumma inna al-dhuha dhuhaauka, wa al-jamaala jamaaluka, wa al-qudrata qudratuka, wa al-‘ishmata ‘ishmatuka. In kaana rizkii fi al-ardhi fa akhrijhu, wa in kaana fi al-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana haraaman fa thahhirhu, bi haqqi dhuhaaika wa jamaalika wa qudratika, ya Allah.
Artinya:
Ya Allah, sesungguhnya masa pagi ini adalah masa pagiMU, keindahan ini adalah keindahanMU, kuasa ini adalah kekuasaanMU, kenyamanan ini adalah kenyamananMU. Seandainya rizki saya tersembunyi di dalam bumi maka keluarkanlah, jika di langit turunkanlah, jika haram bersihkanlah, berkat kesejatian masa pagiMU, keindahanMU, dan kekuasaanMU, ya Allah.

Tulisan di atas, sy posting dari Facebook sahabat sy: Drs. H. Mahmuddin M.

Sesuai dengan judul tulisan ini, maka jika kita perhatikan baik-baik merujuk pada surah Adhuha, 3 ayat terakhir adalah bagian penting yang merujuk pada perintah ALLAH SWT kepada kaum muslim untuk melaksanakan hablum min nas (hubungan sosial, kemanusiaan) sebak-baiknya, khususnya bagi saudara-saudara kita yang (mhn maaf) yang dikategorikan : yatim/piatu, fakir miskin, orang yang meminta-minta, dll yang perlu bantuan kita.
Lalu, apa hubungannya dengan ceritera di atas, betapa sangat-sangat jauh dari anjuran yang tersirat dan tersurat di dalam surah Adhuha, khususnya pada 3 ayat terakhir….Seringkali, saya ingin menyampaikan kepada teman-teman…jadi lakukan sholat sunnah dhuha penuh dengan harapan keridhoan (ikhlas). …. lalu laksanakan anjuran 3 ayat pada surah tersebut, sama halnya dengan rajinya kita melaksanakan sholat sunnah tersebut, … maka kita juga harus mengiringinya dengan sedekah/sodakoh, infak, zakat dan bentuk-bentuk pemberian pertolongan bagi orang lain.
Jujur … sy hanya beberapa kali saja bahkan hanya hitungan jari pernah melaksanakan sholah sunnah dhuha…, dan saya akui yang sy dengar dr banyak teman bahwa sholat sunnah ini akan mempermudah rizki kita???, dalam hati oh….melaksanakannya sebatas itu (mhn maaf), karena itu sy cari apa sesungguhnya yang tersirat dan tersurat, …..?? TERNYATA, kita diperintahkan untuk melengkapinya dengan anjuran seperti yang ALLAH SWT tunjukkan pada 3 ayat terakhir pada surrah tersebut.

Semoga tulisan ini bermanfaat, kebodohan hanya milik manusia. Hanya ALLAH SWT tempat berlindung.

pelayanan DLUHA mengecewakan; adukan ke care@dLuha.com

Ketipu dengan DLUHA

Sudah Melakukan Shalat Dhuha dan Menunaikan Sedekah, tetapi Tidak Kunjung Kaya, Adakah yang Salah?
Sebagai pelaku shalat Dhuha, barangkali sebagian dari kita pernah merasa kesal atau kecewa dengan kenyataan atau hasil dari sedekah atau shalat Dhuha yang telah kita lakukan. Boleh jadi, fenomena ini pernah kita alami;Sudah Melakukan Shalat Dhuha dan Menunaikan Sedekah, tetapi Tidak Kunjung Kaya, Adakah yang Salah?

Sebagai pelaku shalat Dhuha, barangkali sebagian dari kita pernah merasa kesal atau kecewa dengan kenyataan atau hasil dari sedekah atau shalat Dhuha yang telah kita lakukan. Boleh jadi, fenomena ini pernah kita alami; harapan (doa) kita tidak sesuai dengan kenyataan. Padahal, kita sudah bersedekah dan melaksanakan shalat Dhuha, namun kenyataannya kita tidak memperoleh apa pun. Dengan ungkapan lain, harapan kita untuk menjadi orang yang berkecukupan secara ekonomi belum tercapai.

Kita barangkali juga merasa kecewa setelah bersedekah dengan niat untuk mengatasi masalah atau kesulitan ekonomi seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw., namun ternyata tidak kunjung menerima sesuatu, sebagaimana yang beliau janjikan. Padahal, beliau telah bersabda, “Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu dengan mengeluarkan sedekah." (HR. Baihaqi).

Selain itu, Allah Swt. juga berfirman dalam hadits Qudsi, “Hai anak Adam, infaqkanlah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu" (HR. Muslim).

Lalu, apa sebenarnya yang salah hingga harapan kita tersebut tidak kunjung tercapai? Sebagai pelaku shalat Dhuha, kita jangan dulu terburu-buru berkecil hati dan berputus asa. Sebab, bisa jadi, ada hal lain yang menyebabkan amalan kita tersebut ditangguhkan atau permintaan kita ditunda oleh Allah Swt. Mungkin, ada beberapa perilaku kita yang menghambat terkabulnya doa dan harapan kita.

Dalam hal ini, ada beberapa poin penting yang perlu kita cermati dan introspeksi, khususnya yang berkaitan dengan perilaku kita. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Memperbaiki Hubungan Silaturahmi
Terputusnya silaturahmi, terutama dengan orang tua, bisa menghambat doa dan harapan kita. Sebab, ridha Allah Swt. selaras dengan ridha orang tua. Begitu juga murka orang tua pasti selaras dengan murka-Nya. Selain dengan orang lua, hubungan kita dengan kerabat atau famili, tetangga, dan teman juga harus diperhatikan. Jangan sampai kita memutuskan silaturahmi atau bermusuhan. Intinya, agar shalat Dhuha dan sedekah kita diterima dan dikabulkan oleh-Nya, kita dilarang memutuskan tali silaturahmi, apalagi dendam.

2. Memperbanyak Beristighfar dan Shalat Taubat
Kita harus senantiasa meminta ampunan atas kesalahan dan dosa yang telah kita perbuat. Dengan orang lain pun, kita juga harus meminta maaf jika berbuat suatu kesalahan, apalagi kepada Allah Swt. yang mengatur segala urusan.

3. Tetap Konsisten dengan Shalat Dhuha dan Sedekah
Shalat Dhuha dikenal sebagai shalat pengundang rezeki, begitu juga dengan sedekah. Shalat sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan selalu mendekatkan diri kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi tanpa harus diminta. Selain itu, jangan lupa untuk memperbanyak sedekah.

4. Tetap Memaksimalkan Ikhtiar
Doa tanpa ikhtiar tidak akan mengubah kehidupan atau menyelesaikan masaiah kita. Dalam al-Qur`an, dijelaskan bahwa Allah Swt. tidak akan mengubah nasib seseorang, jika ia tidak mau berubah atau berusaha mengubah nasibnya sendiri.




ketipu dengan DLUHA skripsi? adukan ke care@dLuha.com

kecewa dengan DLUHA

KECEWA DENGAN SEDEKAH DAN SHOLAT DHUHA ?
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim …
Pernahkah Anda kecewa dengan sedekah dan sholat dhuha? Sedekah Sudah, Dhuha Sudah ... Apa Yang Salah?
Apakah anda pernah merasa kecewa ketika setelah bersedekah dengan niat untuk mengatasi masalah atau kesulitan seperti yang dianjurkan Nabi, ternyata tidak kunjung menerima seperti yang pernah dijanjikan. Padahal sudah jelas dikatakan : .
Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah (HR. Al-Baihaqi)
Allah berfirman dalam hadis Qudsi: “Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)
Bahkan sudah ditambah amal amal lain seperti shalat Dhuha, Shalat Tahajud dan lain-lain tapi sepertinya kesulitan itu tak kunjung habis.
Jangan terburu-buru berkecil hati dan berputus asa, nanti kita dapat digolongkan orang yang sesat. Dalam surat QS. Al Hijr: 56 Allah berfirman “ Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan, kecuali orang-orang yang sesat”
Apa yang harus dilakukan : ..
Perbaiki hubungan silaturahim, terutama dengan orang tua, Ridho Allah selaras dengan ridho orang tua, begitu juga pastinya murka-Nya, pasti selaras dengan murka orang tua. Hubungan dengan teman harus diperhatikan, kita dilarang memutuskan tali silaturahim apalagi dendam.
Perbanyak beristiqfar dan shalat Taubat. Meminta ampunan atas kesalahan atau dosa yang sadar atau tidak sering kita lakukan. Dengan orang lainpun kita sering meminta maaf kalau ada kesalahan, apalagi kepada Alla,h Rabb yang mengatur segala urusan.
Tetap konsisten shalat dhuha dan Tahajud. Shalat Dhuha dikenal sebagai “ Shalat pemancing rejeki” begitu juga shalat Tahajud. Shalat sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah, insya Allah, kita akan diberi tanpa harus meminta.
Perbanyaklah sedekah. Kemungkinan sedekah masih dianggap kurang dan kita masih pelit dalam bersedekah dengan berlindung dibalik alasan “ biar sedikit asal ikhlas “. Kembali dianjurkan bersedekah 10 % dari “ nilai masalah kita “.
Tetap memaksimalkan ikhtiar. Doa tanpa ikhtiar tidak akan mengubah kehidupan atau menyelesaikan masalah kita. Allah berfirman tidak akan mengubah nasib seseorang kalau dia sendiri yang tidak mau berubah atau berusaha mengubah nasibnya sendiri.
Wallahu a'lam bish-shawab ...

kecewa dengan DLUHA Skripsi? adukan ke care@dLuha.com